"dimana Engkau Pangeranku..??"

Di Mana Engkau Pangeranku?

Setelah

sujud terakhir shalat malam yang panjang, tunduk. Ada tetesan tak
berbunyi bergulir di atas pipi. Kesunyian itu tiba-tiba datang lagi
tanpa meminta izin lebih dahulu. Sebenarnya ada rasa malu mengakui,
mengingat materi2 yang telah diterima setelah berdekatan dengan kajian
Islam selama dua tahun. Bahkan sebagian sudah dinasehatkan kepada orang
lain. "Muslimah itu harus berjiwa tegar, militan, jangan cengeng
terhadap hal remeh". "Mengapa kader terbina masih mikirin soal
cinta-mencinta, jodoh-menjodoh, bukan zamannya lagi!" Iya…iya..ngerti.
Tapi, Ya Allah maafkan, aku tetap kesepian.

Rindu dia pada yang belum diketahui namanya. Dia yang akan menggenapkan

setengah dien bersama-sama. Dia yang akan dihormati, senyumi,
cemberuti, dan dilembuti. Dia yang sepanjang perjalanannya akan saya
temani. Hatiku menjerit pelan.."Di mana engkau pangeranku?"

Allah, betapa ridho diri ini tunduk pada perintahMU, perintah

menundukkan pandangan, perintah mengulurkan jilbab, perintah terus
memperbaiki diri dari hari ke hari. Menanti janjiMu ádalah aliran air
tersegar yang tak akan putus.

"...Dan wanita2 yang baik ádalah untuk laki2 yang baik dan laki2 yang baik ádalah untuk wanita2 yang baik pula"(An Nuur:26)


Tetapi, bolehkah hamba bercerita pada MU wahai Rabb? Bahwa hati ini

begitu cepat terbolak-balik. Kadang ia kuat bak benteng kokoh, tapi
sering pula ia rapuh bak rumah kardus di bawah kolong jembatan. Dan
syaitan tahu itu, Ya Allah. Mereka begitu senangnya berlomba menggoda.
Sehingga dalam penantian yang panjang ini, terselip pandangan yang
belum halal, ada perkataan yang belum halal, ada usaha mencari
perhatian yang belum halal. Ahh..., Kau tahu lebih dari yang hamba
ceritakan.

Allah, betapa takutnya hamba membuat Kau cemburu.


Allah hamba tak mengerti, mengapa tak ada gerak dalam hati mereka untuk

tidak terus memanjai angan2? Apakah terlalu berat ya Allah bagi mereka
untuk mengambil kenikmatan yang Engkau janjikan?

"Tak cukup mapan, masih kuliah, belum dapat izin orang tua"


Alasan2 seperti itu apakah Kau bisa terima?


Sementara seorang Sugiarto, nama lengkap Ato, seorang pembelajar

sejati, sahabat kesayangan Aa Gym yang ditakdirkan bertubuh tidak
lengkap. Lelaki yang berjalan terseok-seok hanya bertumpu dengan
kakinya yang kecil. Lelaki yang harus bersusah payah untuk mengucapkan
kata per kata itu berani mengambil keputusan. "Belhalap pa..da Allah
sa…ja," ujarnya terbata2. Dan Allah memudahkan bagi mereka yang hanya
memercayakan semua pada-Nya. Ato dan istrinya sekarang hidup tenang
dalam kesahajaan dan mempunyai seorang anak, anak yang sehat!

Sahabat, sesungguhnya cerita ini bukan untuk diri saya sendiri. Saat

ini, di tengah malam ini, mari kita tengok ke jendela2 yang terbuka. Di
atas ribuan sajadah, bersimpuh perempuan2 yang sedang merindu. Tetesan2
air mata mereka terus membasahi bumi, air mata mujahidah yang sangat
takut tergelincir kepada kemaksiatan. Tak perih jua kah mereka
melihatnya? Tak ada kah sepotong hati untuk meringankan beban itu?

Dan sahabat, bila kau salah satu dari perempuan bersimpuh itu,

sabarlah. Benar, tidak mudah. Tapi tidak ada yang salah dengan janji
Nya. Janji Nya adalah keniscayaan terindah, walau itu harus kau tebus
denagn kesabaran yang berdarah-darah.

Jangan lelah muliakan dirimu. Bukan untuk dia. Juga bukan untuk dirimu

sendiri. Tapi semata hanya untuk Rabb-Mu. Sungguh, itu bagian dari
tarbiyah dengan cara yang berbeda. Dan Mahabenar Allah, lelaki mulia
itu akan datang atas nama kemuliaan pernikahan. Tanpa kau perlu
teriaki, dia telah mendengar dengan kesediaan tertinggi akan seruan
lembut Tuhan-Nya, yang disampaikan kepada hamba terkasih dan utusan-Nya.


"Wahai para pemuda, barang siapa telah mampu di antara kalian,

handaklah melaksanankan pernikahan karena ia dapat menundukkan
pandangan dan menjaga kehormatan.. "

(H.R Bukhari, Muslim, Abu Daud, Tirmidzi dan Nasa’i)

Komentar

Postingan Populer