“Orang mukmin merindukan
Anak-anak yang sholeh
Istri-istri yang sholehah
Keluarga bahagia……”Masih ingat dengan sepenggal bait dari sebuah nasyid yang dinyanyikan oleh kelompok nasyid Hijaz, yang berjudul “Rindu” tesebut? Kita sebagai umat mukmin, tentunya juga merasakan apa yang dirindukan oleh Hijaz, salah satunya adalah istri yang sholehah. Istri yang sholehah akan membuat kehidupan keluarga menjadi lebih indah, meskipun serba kekurangan dari segi materi….Setiap muslimah tentunya ingin sekali menjadi istri yang sholehah. Seorang istri yang sangat diinginkan oleh banyak muslim di dunia. Namun bagaimana dan seperti apa istri yang sholehah itu? Kadang seorang istri mengklaim sebagai istri yang sholehah, tanpa mengetahui, seperti apa istri yang sholehah tersebut. Istri yang sholehah memiliki beberapa sifat yang terpuji. Cirri-ciri seorang istri yang sholehah diantaranya adalah:
Anak-anak yang sholeh
Istri-istri yang sholehah
Keluarga bahagia……”Masih ingat dengan sepenggal bait dari sebuah nasyid yang dinyanyikan oleh kelompok nasyid Hijaz, yang berjudul “Rindu” tesebut? Kita sebagai umat mukmin, tentunya juga merasakan apa yang dirindukan oleh Hijaz, salah satunya adalah istri yang sholehah. Istri yang sholehah akan membuat kehidupan keluarga menjadi lebih indah, meskipun serba kekurangan dari segi materi….Setiap muslimah tentunya ingin sekali menjadi istri yang sholehah. Seorang istri yang sangat diinginkan oleh banyak muslim di dunia. Namun bagaimana dan seperti apa istri yang sholehah itu? Kadang seorang istri mengklaim sebagai istri yang sholehah, tanpa mengetahui, seperti apa istri yang sholehah tersebut. Istri yang sholehah memiliki beberapa sifat yang terpuji. Cirri-ciri seorang istri yang sholehah diantaranya adalah:
• Al-waluud (beranak-pianak)Menikah
adalah salah satu upaya untuk melanjutkan keturunan. Banyak orang
menikah karena ingin memiliki keturunan yang sholeh-sholehah. Istri yang
sholehah salah satu tandanya adalah mampu memberikan keturunan (dengan
kehendak Allah), sehingga dapat memberikan kebahagiaan dalam
keluarganya. Rasulullah Muhammad saw sendiri menyarankan kita untuk
mencari istri yang mampu memberikan banyak keturunan, karena Rasulullah
saw membanggakan umatnya dari umat lain karena kuantitasnya. Hal ini
sesuai dengan hadist Rasulullah Muhammad saw:
“Seseorang datang kepada Nabi Shallallahu
‘alaihi wa sallam lalu mengatakan: ‘Aku mendapatkan seorang wanita
(dalam satu riwayat lain (disebutkan), ‘memiliki kedudukan dan
kecantikan’), tetapi ia tidak dapat melahirkan anak (mandul); apakah aku
boleh menikahinya?’ Beliau menjawab: ‘Tidak.’ Kemudian dia datang
kepada beliau untuk kedua kalinya, tapi beliau melarangnya. Kemudian dia
datang kepada beliau untuk ketiga kalinya, maka beliau bersabda:
‘Nikahilah wanita yang berbelas kasih lagi banyak anak, karena aku akan
membangga-banggakan jumlah kalian kepada umat-umat yang lain.
”Memilih wanita yang subur dapat dilihat dari
silsilah keluarganya. Meskipun demikian, jika Allah belum berkenan
memberikan momongan, janganlah berkecil hati. Tetaplah sabar dan selalu
berdoa kepada Allah SWT.
• Al-waduud (Besar cinta pada suami)
Seorang istri yang sholehah memiliki cinta yang besar
kepada suami dan keluarganya. Besar cinta seorang (calon) istri dapat
dilihat dari besar kecilnya mahar yang diminta. Semakin kecil mahar yang
diminta kepada (calon) suaminya, maka semakin besar pula cinta istri
tersebut kepada suaminya.
• Sittiroh (pendiam)Istri adalah
tempat suami mencurahkan segalanya, baik itu kasih saying maupun keluh
kesah, bahkan rahasianya. Seorang istri yang sholehah akan mampu untuk
menjaga rahasia dari sumainya. Istri yang sholehah akan mampu menjaga
kehormatan suami dan keluarganya. Ia tidak akan menyebarkan dan membuka
aib keluarganya.
Seorang istri yang sholehah juga akan menghindari
pembicaraan yang tidak perlu. Ia akan menjauhi majelis ghibah, dan lebih
banyak menghadiri majlis-majlis keagamaan (dengan seijin suami
tentunya).
• Al-azizah fii ahliha (tabah dan ikhlas menghadapi cobaan)Tidak
selamanya rumah tangga yang kita bina akan berjalan di jalan yang rata.
Suatu kali tentunya ada sandungan-sandungan yang akan menimpa keluarga
kita. Seorang istri yang sholehah akan dapat menghadapi cobaan dalam
rumah tangga dengan sabar dan tabah, serta tawakal keapda Allah SWT. Ia
akan ikhlas dalam menghadapi apa pun bentuk cobaan yang diberikan oleh
Allah kepada keluarganya.
• Adzalilah ma’a ba’liha (patuh pada suami)Rasulullah
Muhammad saw bersabda: “Andaikan aku diperbolehkan memerintahkan
seorang manusia sujud terhadap manusia lain, maka aku akan perintahkan
seorang istri sujud kepada suaminya, karena begitu besar haknya
kepadanya”. (HR Abu Daud, Tirmidzi, Ibnu Majjah, dan Ibnu
Hibban).Ketaatan seorang istri setelah taatnya kepada Allah dan Rasul,
adalah kepada suaminya. Begitu banyak kisah-kisah akan ketaatan seorang
istri kepada suaminya, yang dapat kita temui dalam sejarah. Salah satu
kisah patuh dan taatnya seorang istri kepada suaminya, sehingga Allah
menyediakan surge atasnya (Insya Allah) terdapat dalam kisah
berikut:“pada suatu hari, karena amarahnya, seorang suami melarang
istrinya untuk keluar rumah sampai ia kembali. Setelah suami tersebut
pergi, datanglah saudara dari si istri yang mengabarkan bahwa ayah si
istri sakit. Istri tersebut sedih, namun ia mengatakan bahwa suaminya
melarangnya keluar rumah, sampai sang suami tersebut kembali. Ia meminta
saudaranya mendatangi Rasulullah saw untuk meminta nasehat beliau atas
hal yang menimpanya. Kepada saudaranya, Rasulullah saw beerpesan agar ia
mematuhi suaminya. Hari berikutnya, saudara tersebut datang lagi untuk
mengabarkan bahwa sakit ayahnya bertambah parah, dan ayahnya ingin
berjumpa dengannya. Namun lagi-lagi istri tersebut mengatakan hal yang
sama, sebab suaminya belum kembali. Keesokan harinya, saudara istri
tersebut mengabarkan bahwa ayahnya telah meninggal, dan akan segera
dimakamkan. Pemakaman menunggu kedatangan istri sholehah tersebut. Namun
wanita ini mengatakan agar jenazah ayahnya segera diurus sebagaimana
mestinya, karena suaminya belum pulang dan karenanya ia tidak bias
hadir.Saat suaminya pulang, ia menyambut kedatangan suaminya dengan suka
cita. Ia menyediakan jamuan kepada suaminya. Setelah suaminya
beristirahat, ia mengabarkan kepada suaminya bahwa ayahnya sudah
meninggal. Ia juga menyatakan bahwa ia tidak dapat menghadiri pemakaman
ayahnya, karena patuh akan perintah suaminya untuk tidak keluar rumah
sampai ia kembali.”
Tindakan dari istri sholehah tersebut dibenarkan oleh Rasulullah Muhammad saw.
• Mutabarriyah (berhias)
Berhias disini bukanlah berhias untuk keluar rumah
atau bepergian. Berhias yang dimaksud adalah berhias untuk suaminya. Hal
ini dilakukan untuk menggembirakan hati suaminya. Janganlah berhias
untuk keluar rumah, sementara saat dirumah tampil “berantakan”. Ingatlah
akan pesan Rasulullah saw: “apabila dipandang menyenangkan”.
• Al-hashonu (membentengi diri)Seorang
istri harus dapat membentengi diri dalam bergaul dengan orang lain. Ia
dapat menempatkan diri bagaimana bergaul dengan orang lain di lingkungan
sekitarnya, tanpa menimbulkan fitnah. Alangkah bahagianya jika seorang
suami mendapatkan istri sholehah dengan sifat-sifat tersebut. Dapat
dipastikan bahwa keluarga tersebut akan menjadi keluarga yang sakinah
mawaddah warahmah, insya Allah
Komentar
Posting Komentar